Skip to main content

HAGIA SHOPIA BANGUNAN YANG MERUPAKAN SAKSI PERJALANAN KONSTANTINOPEL

Hagia Shopia (Aya Sofia), mendengar namanya saja mungkin kita terbayang akan sesuatu yang indah. Salah satu ikon negara Turki ini menjadi saksi tumbangnya kota Konstantinopel, ibukota Kekasiraan Byzantium/Romawi Timur ke tangan Kesultanan Utsmaniyah pada 1453.

Hagia Sophia yang berdiri sejak tahun 537 awalnya merupakan sebuah gereja Ortodoks. Namun penaklukan kota yang dipimpin Sultah Muhammad Al Fatih (Mehmet II) menandai pula berakhirnya status gereja yang disandang bangunan tersebut. Al Fatih mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Salat Jumat pertama pun dilakukan pada 1 Juni 1453. Simbol-simbol yang menggambarkan Kristen Ortodoks ataupun gereja banyak diganti dengan atribut-atribut Islam seperti mihrab, mimbar, dan empat menara di sekeliling bangunan utama. Meski demikian ornamen-ornamen Kristen tetap terlihat menghiasai bangunan ini. Perpaduan inilah yang membuat Hagia Sophia menjadi salah satu bangunan paling indah sedunia.

Perubahan Hagia Sophia menjadi masjid juga diiringi dengan perubahan nama kota Konstantinopel menjadi Islambul yang berarti “Kota Islam”. Al Fatih tetap menjamin keamanan penduduk Kristen dan memberikan ruang bagi mereka untuk beribadah. Sang sultan membeli separuh gereja di kota dan mengubahnya sebagai masjid, separuh lainnya tetap dibiarkan sebagai tempat pelaksanaan ibadah kaum kristen.

Untuk menambah jumlah penduduk Muslim, umat Islam di Anatolia, Edirne dan Rumelia banyak yang bermigrasi ke Istanbul. Selama ratusan tahun Hagia Sophia mampu mempertahankan fungsinya pusat peribadatan umat muslim di Islambul. Namun gerakan revolusi yang menjunjung sekulerisme muncul. Pada 1923 Mustafa Kemal meruntuhkan sistem Kekhilafahan Utsmaniyah dan mengubahnya menjadi Republik Turki. Sosok yang menjadi presiden pertama republik tersebut menutup Hagia Sophia sebagai masjid dan mengubahnya menjadi museum.