Skip to main content

Menjalankan ibadah haji ke tanah suci merupakan keinginan yang pastinya ada di setiap umat muslim di dunia. Selain memahami perjalanan spiritual yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabat, beribadah haji juga pastinya dapat merubah karakter seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Banyak sekali hikmah yang bisa Anda dapatkan ketika sedang beribadah haji, baik yang di tuliskan dalam Al Qur’an ataupun hikmah tersendiri yang didapat oleh setiap jamaah. Para jamaah haji yang telah pulang ke tanah air diharapkan mendapat pencerahan yang dapat di adaptasikan di kehidupan sehari-hari setelah pulang berhaji. Berhaji bukan hanya sekedar proses menjadi haji, dengan ESQ Hajj Anda akan memahami hikmah menunaikan ibadah haji dapat diketahui dengan beberapa indikasi sikap seperti berikut.

Hikmah utama dari ibadah haji adalah sebagai bentuk Kepatuhan dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Ketika Allah memanggil Anda, maka Anda bergegas memenuhi panggilannya untuk segera menuju tanah suci walaupun harus menempuh perjalanan yang sangat jauh dengan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memenuhi panggilannya, meluangkan waktu yang sangat berhargan dan meninggalkan keluarga. Dengan demikian seorang haji akan selalu siap bila Allah memerintahkannya menjalankan tugas luhur dari Allah karena untuk memenuhi tugas yang sulitpun kita telah bersedia datang memenuhi panggilannya.

Selama di tanah suci, jamaah haji dibiasakan untuk bersikap disiplin melaksanakan semua ritual haji dan sholat secara berjamaah di tiap waktunya. Kebiasaan disiplin itulah yang diharapkan dapat melekat dalam kehidupan selanjutnya. Berhaji dengan ESQ Hajj akan membuat Anda memahami setiap ritual yang dijalankan dalam proses berhaji. Seperti yang dikatakan Hasan al-Bashari, “Bersegerah, besegeralah, sesungguhnya itulah napasmu, jika telah dihisab nisacaya ia akan terputus darimu amal ibadahmu yang dengannya kamu mendekatkan diri kepada Allah swt, semoga Allah swt memberikan rahmat-Nya kepada seseorang yang merenungkan dirinya dan menangisi dosanya, kemudian ia membaca firman Allah swt: “karena sesungguhnya Kami hanya menghitung datangnya (hari siksaan) untuk mereka dengan perhitungan yang teliti” (QS. Maryam: 84).

Senantiasa mengingat kematian, seperti yang dikatakan Umar bin Abdul Aziz: “Kematian ini menahan penduduk dunia dari kenikmatan dunia dan perhiasaannya yang mereka nikmati, sehingga tatkala mereka dalam keadaan seperti itu kematian datang menjemputnya, maka celaka dan merugilah orang yang tidak takut mati dan tidak mengingatnya di saat senang sehingga dapat memberikan kebaikan yang akan didapatinya setelah ia meninggalkan dunia dan para penghuninya”. Senantiasa memperbanyak berdoa kepada Allah SWT, agar Dia selalu menetapkan kita dalam keta’atan,   meluruskan langkah dan senantiasa menjalani jalur agama-Nya yang benar. Rasulullah saw memperbanyak do’a kepada Allah swt agar menetapkannya di atas agama-Nya, Kebanyakan doa beliau adalah “Wahai Dzat Yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku berada diatas agama-Mu”

Ibadah haji akan menumbuhkan motivasi untuk memperbaiki diri. Seseorang yang bergelimang dosa, sering putus asa dengan dosa-dosanya sehingga merasa sudah terlanjur dengan dosa-dosanya. Dengan jaminan Allah bahwa haji akan menghapus dosa, seolah-olah kita akan disegarkan kembali, sehingga akan termotivasi untuk menjaga diri agar tidak berbuat dosa kembali. ESQ Hajj akan membantu jamaah menjadi haji yang mabrur, mabrur bukan hanya dalam proses menjadi haji tapi mabrur yang seutuhnya memahami setiap proses dengan pemaknaan.

Kondisi yang akan dihadapi selama melaksanakan ibadah haji akan menumbuhkan jiwa sabar. Dengan kondisi hampir 4 juta manusia berkumpul pada satu saat dan satu tempat maka fasilitas yang ada menjadi sangat terbatas. Setiap aktifitas membutuhkan kesabaran yang tinggi. Sesungguhnya kesudahan bagi orang-orang yang bersabar adalah surga: “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabbnya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rejeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk kedalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan):”Salamun ‘alaikum bima shabartum”.Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (QS. Ar-Ra’ad:22-24)

Menjiwai perjuangan para rasul, di Tanah suci kita akan mengunjungi tempat-tempat bersejarah para nabi dan rasul. Dengan menyaksikan tempat-tempat tersebut dan mempelajari sepak terjang mereka maka kita akan sampai pada tahapan ainul yakin dan haqul yakin sehingga menginspirasi kita untuk belajar dari para pendahulu. Ibadah haji penuh dengan ‘gerakan’ dari satu tempat menuju tempat lain. Dari Miqat menuju Arafah, dari Arafah menuju Muzdalifah, dari Muzdalifah menuju Mina. Haji merupakan gerakan bukan sekedar perjalanan. Bila perjalanan akan sampai pada ujung, maka haji adalah sasaran yang berusaha kita dekati, bukan tujuan yang kita capai. Untuk menuju Allah ada 3 fase yang harus dilalui : Arafah, Masy’ar (Muzdalifah) dan Mina. Arafah berarti “Pengetahuan”, May’ar berari “Kesadaran” dan Mina berarti Cina dan keimanan. Arafah melambangkan penciptaan manusia dan tempat pertemuan Adam dan Hawa, di sanalah mereka saling berkenalan.