Skip to main content

Memenuhi Target 20 Juta Kunjungan Wisman Ke Indonesia Pada Tahun 2019

By September 2, 2016Berita Terkini

Indonesia, Tanah kita tanah surga; Tongkat kayu dan batang jadi tanaman. Beriklim tropis, penduduk 250 juta, bersuku suku dan berpulau pulau. Zamrud katulistiwa. Namun ironisnya, Indonesia kalah dengan Thailand , Malaysia bahkan Singapore dalam hal mendatangkan wisman. Tengok saja data berikut :
Data Pengunjung

“Kita harus bangun spirit bahwa pariwisata Indonesia bisa MENGALAHKAN pariwisata Malaysia dan Thailand. Pariwisata harus menjadi penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia”, kata Bapak Arief Yahya.

Masih menurut beliau Presiden Joko Widodo, ujar Arief, menetapkan tahun 2016 sebagai tahun percepatan akselerasi dalam rangka mewujudkan pencapaian target pembangunan di masing-masing sektor. Pada 2016 ini, pariwisata ditargetkan mencapai 12 juta kunjungan wisman dengan devisa diproyeksikan sebesar Rp 172 triliun, jumlah perjalanan wisnus sebanyak 260 juta perjalan dengan uang yang dibelanjakan sebesar Rp 223,6 triliun, kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional akan meningkat menjadi 5%; dan jumlah lapangann kerja yang diciptakan menjadi 11,7 juta tenaga kerja.

“Sektor pariwisata tahun 2019 harus dapat memberikan kontribusi pada Produk Domestik Bruto Nasional sebesar 8%, devisa sebesar Rp 240 triliun, lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 13 juta orang, target kunjungan wisman sebanyak 20 juta wisman dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di ranking 30 dunia,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Dari intruksi Presiden RI jelas bahwa target wisman di tahun ini 2016 adalah sebesar 12 juta, sebagai sasaran antara menuju 2019, yaitu 20 juta wisman.

Sebagai pelaku salah satu pelaku di Industri ini (Biro Perjalanan Wisata) yang harus dilakukan untuk mencapai 20 juta wisman antara lain :

PEMBANGUNAN AKSESIBILITAS PARIWISATA
Pembanguanan dan perluasan Airport dan seaport harus segera dilakukan. Tidak mungkin dengan kapasitas airport dan seaport untuk menampung wisman 20 juta. Soekarna Hatta, Alhamdulillah sudah ditambah secara bertahap daya tampungnya menjadi berkapasitas 25 juta penumpang ditahun 2017. Hal yang sama harus dilakukan di Medan, Surabaya, Denpasar dan Solo.

Tidak hanya kapasitas tapi fasilitas harus sesuai dengan standar internasional, misalnya keamanan, kenyamanan & aksesbilitas menuju airport. InsyaAllah dengan peningkatan pelayanan dan kapasitas bandara bandara internasional di Indonesia akan mempermudah Internasional Airlines untum take off dan landing di wilayah tersebut.

Penyediaan dan pengembangan prasarana transportasi lain seperti angkutan jalan, sungai, danau dan penyeberangan, angkutan laut, dan angkutan kereta api jangan dilupakan.ini untuk mempermudah sebaran wisman menuju tempat tempat wisata dan atraksi wisata.

Contoh berapa lama waktu yang dibutuhkan menuju Taman Mini Indonesia Indah dari Hotel Kempinski. Susah diperkirakan waktunya. Ini tidak boleh terjadi lagi.

PEMBANGUNAN PRASARANA UMUM, FASILITAS UMUM, DAN FASILITAS PARIWISATA
Sederhana saja toilet umum di obyek wisata harus ditambah dan di renovasi, harus memenuhi standar kebersihan. Toilet harus ditingkatkan menjadi rest room, sebagaimana di Singapore. Terminal bus, kereta api, pom bensin, Mushollah harus cukup dan layak.

EDUKASI MASYARAKAT
Peran masyakarat untuk mendukung 20 juta Wisman harus dilakukan. Masyarakat yang jujur, ramah, sopan dan menjunjung tinggi perbedaan. Masyarakat dilibatkan melalui pemberdayaan ekonomi, misalnya berjualan souvenir, menjadi local guide, membuat souvenir sampai dengan pengusaha tranportasi, restaurant dll.

Masyakat harus di sadarkan akan dampak negative dengan kedatangan wisman, jangan sampai pola hidup mereka berubah menjadi individualistis, pemabuk dan pelacuran merajalela.

KEMUDAHAN BERINVESTASI & DISCOUN TAX
Birokasi untuk mendirikan usaha harus segara dibenahin, procedure yang tumpang tindih, lama, dan suap harus dihilangkan. Sector pariwisata sangat membutuhkan pengusaha untuk percepatan perkembangan. Hotel hotel harus mampu memenuhi kebutahan tinggal wisman, restauran yang baik, Biro Perjalanan, kapal laut, entertainment dll harus diberikan stimulus yang mempermudah. Jika perlu diberikan discount tax untuk industry ini.
Ini dilakukan untuk membuat para pengusaha senang berinvestasi. Multiplier effect dari wisman 20 juta akan langsung dirasakan oleh masyakat dan negara.

PROMOTION MIX DI LUAR NEGERI
Budget promosi harus ditambah, dari hanya 1 trilyun menjadi 3 triyun pertahun. Malaysia, untuk mendatangkan 27 Juta wisman ditahun 2015 mengangarkan 3 trilyun rupiah. Kita harus seagresif Malaysia dengan Trully Asia nya,

kita harus dorong “wonderful Indonesia’ mendunia melalui below dan above the line marketing, kita ciptakan crowd di sosmed. Harusnya Rio Haryanto harus disponsori Kementrian Pariwisata, slogan “wonderful Indonesia” harus ada di mobil Manor.

Pameran baik B2B dan B2C harus lebih sering, tidak hanya setahun sekali, tapi harus 4x setahun untuk kantong kantong utama wisman, misalanya Saudi Arabia, Eropa, China, Jepang, Australia dan ASEAN.

Dijelaskan, pembangungan 10 destinasi wisata prioritas (Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang) merupakan trobosan dalam mengembangkan destinasi yang memiliki daya saing global tinggi.

PENETAPAN DESTINASI PRIORITAS
“Pembangunan 10 destinasi prioritas Ini merupakan percepatan akselerasi dalam mencapai target 20 juta tahun 2019. 10 destinasi wisata prioritas (Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang) merupakan trobosan dalam mengembangkan destinasi yang memiliki daya saing global tinggi.

PERATURAN PEMERINTAH
Trobosan regulasi yang dilakukan pemerintah adalah memperbanyak pemberian Bebas Visa Kunjungan (BVS) yang saat ini sebanyak 90 negara (Perpres No.104 Tahun 2015) tahun ini direncanakan akan ditambah menjadi 174 negara. Dengan kebijakan BVK ini diproyeksikan tahun ini akan meningkatkan 1 juta wisman dengan devisa sebesar 1 miliar dolar AS.

Deregulasi pariwisata dengan menghapus Clearance Approval for Indonesia Teritory (CAIT/Perpres 105 Tahun 2015) akan meningkatkan jumlah kunjungan perahu pesiar (yacht) ke Indonesia. Diproyeksikan dalam lima tahun ke depan jumlah kunjungan yacht akan mencapai 5.000 perahu pesiar dengan perolehan devisa sebesar 500 juta dolar.

Sementara itu deregulasi terhadap asas cabotage untuk cruise atau kapal pesiar asing, dengan membolehkan penumpangg naik turun di lima pelabuhan di Indonesia yaitu; Belawan, (Medan), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Benoa (Bali) dan Soekarno – Hatta (Makassar), akan mendorong naiknya kunjungan wisman kapal pesiar ke Indonesia yang diproyeksikan tahun 2019 jumlah kunjungan cruise asing ke Indonesia mencapai 1.000 kapal pesiar dengan perolehan devisa mencapai 300 juta dolar

Akhirnya saya yakin dan percaya dengan untuk mencapai 12 juta wisman ditahun 2016 menuju 20 juta wisman ditahun 2019 akan tercapai. Kuncinya adalah Pemerintah pusat dengan berbagai kementrian, Pemerintah Daerah dan seluruh lapisan masyarakat bersinergi bahu membahu untuk wujudkan target ini. Tujuan akhirnya adalah kemakmuran bangsa dan negara Indonesia tercinta.

Muhammad Solihin
General Manager ESQ Tours Travel