Skip to main content

SUBHANALLAH, KUMANDANG ADZAN DI MASJIDIL HARAM MENGGETARKAN JIWA

Masjidil Haram merupakan titik berkumpulnya semua umat muslim di seluruh dunia. Adzan di masjid ini sangatlah menggetarkan jiwa siapapun yang mendengarnya dan akan dibuat rindu olehnya. Masjidil Haram adalah tempat dimana Kiblat berada. Inilah titik pusat arah ibadah shalat dari umat muslim. Perjalanan spiritual seperti haji dan umrah adalah kesempatan yang tepat untuk mendengarkan adzan yang begitu indah dan merdu. Masjidil Haram buka selama 24 jam setiap harinya. Jamaah umrah atau haji bisa mengunjunginya kapan saja Karena masjid ini tidak pernah sepi.

Masjidil Haram biasanya di padati oleh umat muslim yang sedang menjalankan ibadah umrah, menjalankan beberapa ibadah umrah seperti Tawaf, Sa’I, selain itu ada pula yang sekedar untuk shalat mengaji dan lainya di sekitaran pintu King Abdul Aziz dan King Fahd. Tapi semua hiruk pikuk dini hari ini, seolah berhenti ketika adzan subuh berkumandang. Dalam langit yang kelam, suara adzan membelah angkasa. Melantun merdu seperti seperti para pujangga membaca syair, membangunkan dengan lembut mereka yang tertidur di pelosok Makkah.

“Allahu akbar, Allaahu akbar….” melanggam sang muazin dengan suara indahnya.

Hingar bingar manusia di Masjidil Haram seperti lenyap. Di dalam Masjidil Haram, adzan itu begitu membahana dari segala arah. Mereka yang sudah duduk di sekitar Kakbah makin tenggelam dalam sujud, doa dan isak tangis. Betapa kecilnya kita manusia di hadapan ALLAH SWT. Tidak sedikit yang terharu mendengar azan semerdu itu. Panggilan salat itu membuat seolah-olah tidak ada lagi jarak antara kita dan Sang Pencipta. Makanya, banyak jamaah yang sengaja merekam adzan dengan ponselnya untuk kenang-kenangan. Azan yang menggetarkan jiwa, memecahkan tangis manusia yang ingin berkeluh kesah dengan Tuhannya.

Dalam lirih doa, dalam lekat sujud, dalam tengadah tangan meminta. Ribuan orang ada di Masjidil Haram, tapi setiap manusia di sana berbagi momen pribadinya dengan Allah. Ketika salat subuh usai, langit mulai terang. Manusia-manusia kembali bertebaran ke luar segala penjuru Masjidil Haram. Di dalam hati mereka membawa rindu. Rindu untuk kembali ke Baitullah.