Rosulullah Saw pernah menuturkan:’ ’Barang siapa yang berkunjung ke makamku, wajib baginya mendapat syafaatku’’. Menurut banyak ulama hadis, posisi hadis ini lemah. Syekh Abdullah bin Alawi Al-Haddah mengatakan” wajib bagi kalian berziarah kepada Rosulullah Saw, karena berkunjung kepada Nabi Saw sepinggalnya sama dengan mengunjungi beliau ketika masih segar bugar. Nabi Saw masih hidup dalam makamnya, sebagaimana utusan Allah Swt lainnya (Risalah Al-Muawanah, hlm 89).
Terlepas dari ke-shohihan hadis ini, yang jelas Nabi Saw memiliki kekuatan yang maha dasyat. Kekuatan itulah yang mendorong umatnya dari penjuru dunia berbondong-bondong mendatanginya. Berkunjung ke Madinah, berarti mengamalkan sunnah Nabi Saw yang artinya:’’ tidak dianjurkan melakukan perjalanan, kecuali pada tiga masjid (Masjidilharam, Nabawi, dan Aqso). Secara otomatis, mengunjungi Nabi Saw berate telah melaksanakan kunjungan ke Masjid Nabawi, karena Nabi Saw di makamnya di dalamnya.
Wajah Nabi Saw menyenangkan dan menyejukkan setiap orang yang menatapnya. Wajar jika kemudian sahabat betah belama-lama duduk disamaping Nabi Saw. Menatap wajah Nabi Saw seolah-olah menatap surga. Menyebut nama Rosulullah mampu menciptakan kesejukan dan ketentraman hati dan pikiran yang sedang galau. Setiap ucapan dan tindakan Nabi Saw mencerminkan wahyu Allah Swt. Aisyas ra menyebut kalau budi pekerti Nabi Saw adalah al-Qur’an.
Ucapan, tindakan, senyuman, semua yang dilakukan Nabi Saw mampu memberikan kekuatan terhadap orang sekitarnya, bahkan dunia. Abu Hurairah ra sosok yang dekat dengan Nabi Saw pernah menuturkan:’’ Wahani Rosulullah….!sesungguhnya, ketika aku menatap wajahmu jiwaku teras tentram, dan mataku terasa sejuk’’. Semua pengikutnya merindukan Nabi Saw, walapun tidak bisa menatap, setidaknya untaian sholawat itu telah sampai kehadirat beliau Saw, dan telah dikenali dari mana dan siapa yang membaca sholawat atas dirinya Saw.
Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja) kelompok pencinta Nabi Muhammad Saw, menjadikan sosok Nabi manusia yang paling sempurna. Syekh Alawi al-Maliki menyebutnya dengan “Insan al-Kamil”. Kelompok Aswaja tidak berlebih-lebihan dalam menyanjung Nabi Saw. Mereka mengangungkan Nabi secara proposioal, yaitu sesuai dengan makomnya (makoman mahmuda). Sebagaimana kedudukan yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.
Artinya, sebagai kelompok Aswaja sejati, wajib berjalan di atas prinsip-prinsip yang telah diajarkan sebagai bentuk cinta dan setia kepada beliau Saw. Tidak boleh mengada-ada, atau melakukan sesuatu yang tidak pernah Nabi lakukan dengan mengatasnamakan sunnah Nabi Saw.
Merayakan Maulid Nabi Saw, merupakan bagian dari bukti kecintaan kepada-beliau Saw di dalam menyambut hari kelahiranya. Dengan maulid Nabi Saw, akan tercipta uhkwah, rasa cinta kita kepada Nabi Saw semakin tinggi, karena dalam peringatan maulid diceritakan sirah Nabi Saw sejak kelahiran sampai wafatnya. KH Hasyim Asa’ry di dalam kitab ‘’Al-Tabihat Al-Wajibat Liman Yasna’ Al-Maulid bi Al-Minkarat’’ menjelaskan:’’ Di ambil dari pendapat para ulama’ bahwa Maulid Nabi Saw yang di anjurkan banyak kelompok yaitu berkunpulnya komunitas yang di awali dengan membaca Al-Qur’an, dan riwayat seputar kehidupan Nabi Saw yang sesuai dengan ajaran, mulai dari kenabian Muhammad Saw, seperti; sejak kehamilan, kelahiran, tanda-tanda kenabian, selanjutnya seputar perjalanan hidup beliau yang penuh berkah. Baru kemudian makan-makan dan pulang kerumah masing-masing, hal ini tidak apa-apa’’ (KH Hasyim As’ary: 10)
Dengan begitu, para pencinta Maulid Nabi Saw, telah membuktikan manifestasi rasa cinta kepada beliau Saw. Selanjutnya, dalam proses kehidupan sehari-hari senantiasa mentaati perintah beliau, menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan dibencinya, karena kita telah mengetahui sejarah hidup beliau. Sebagaimana Nabi Saw samapikan ‘’ Apa yang aku perintahkan kendaknya dilakukan, dan apa yang aku larang hendaknya kalian tinggalkan’’.
Tidak semua umat Nabi Saw, bisa menyaksikan beliau Saw. Kita hanya bisa mendengar dan membaca serta membayangkan Nabi Saw pada masa hidupnya. Sebab kita terpisah ruang dan waktu, namun hal itu tidaklah membuat kita merasa bosan memohon kepada Allah SWT, agar kelak bisa dipertemukan dengan Nabi Saw, walaupun dalam mimpi atau sekedar angan-angan.
Menyadari bahwa umatnya kelak tidak akan bisa bertemu, oleh karena itu beliau memberikan statemen dalam sebuah pesan singktanya yang artinya” Beruntung sekali bagi orang yang pernah bertemu denganku, lantas mereka beriman kepadaku, beruntung sekali bagi mereka yang tidak pernah melihatku, tetapi mereka beriman kepadaku” (H.R Ahmad).
Mereka yang pernah bertemu dengan Nabi Saw temasuk para sahabatnya, sedangkan para pengikutnya yang masa sahabat hanya bisa mendengar, membaca, tengtang sirah Nabi Saw, akan tetapi Nabi Saw tetap bangga dengan umatnya yang hidup diahir jaman. Kelak, para pengikutnya akan ditemui oleh Nabi Saw, karena Nabi tidak akan pernah melupakan pengikutnya. Beliau Saw mengenali tanda khusus para pengikutnya. Dalam keterangan panjang, Nabi Saw berdialog dengan sahabat seputar tanda khusus yang di miliki oleh pengikutnya”
Nabi mengatakan:”“Betapa ingin aku bertemu dengan saudara-saudaraku!” Para sahabat Shalallaahu alaihi wasalam berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah kami ini saudara-saudaramu?” Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjawab, “Kamu sekalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku adalah generasi yang belum lagi muncul.” “Wahai Rasulullah, bagaimanakah engkau dapat mengenali suatu generasi dari umatmu yang belum lagi muncul?” tanya sahabat. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam menjawab, “Bagaimanakah menurutmu, bila seseorang memiliki seekor kuda yang putih kepala dan kakinya di antara kuda-kuda yang hitam legam, bukankah dia dapat mengenali kudanya?” “Tentu saja wahai Rasulullah!” jawab mereka. “Sungguh, mereka akan datang dengan warna putih bercahaya pada wajah dan tubuh mereka disebabkan air wudhu’. Dan akulah yang akan mendahului mereka tiba di telaga (Al-Kautsar)!” jawab beliau.” (HR. Muslim)
Kita berdo’a kepada-Nya, dengan harapan semoga Allah SWT, menjadikan kita termasuk orang-orang yang mengikuti jejaknya, dengan meneladani kehidupan beliau Saw serta menapaki sunnah-nya. Kita juga memohon kepada-Nya, semoga kita bisa berkumpul dengan beliau di Surga. Kita akan selalu merindukan Rosulullah Saw sampaikan kapanpun. Allahumma Solli Ala Sayyidina Muhmmad Saw.
Abdul Adzim Irsad