
Bangladesh mengalami tantangan besar dalam pelaksanaan Haji 2025. Menurut laporan Arab News (7 Oktober 2025), 31 persen kuota Haji Bangladesh tidak terpakai akibat tingginya biaya paket dan menurunnya daya beli masyarakat.
Namun menariknya, situasi di Indonesia justru berbanding terbalik. Antusiasme masyarakat sangat tinggi, tetapi kesiapan keberangkatan justru menjadi masalah utama. Setiap tahun, masih banyak jemaah yang sudah dijadwalkan berangkat justru menunda karena berbagai alasan — mulai dari belum siap dana pelunasan, masalah kesehatan, dokumen, hingga menunggu anggota keluarga.
Ketika nama cadangan dipanggil, waktu sering tidak cukup untuk melengkapi proses administratif seperti pembuatan paspor, vaksin meningitis, dan pelunasan ke bank syariah. Akibatnya, pelunasan molor, visa tertutup oleh otoritas Saudi, dan sebagian kuota Indonesia tidak terserap 100 persen.
Regulasi dan Kalender Jadi Tantangan Tambahan
Direktur ESQ Tours, Muhamad Solihin, menjelaskan bahwa perbedaan sistem antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi menjadi faktor krusial. “Saudi menggunakan kalender Hijriah, sedangkan Indonesia memakai Masehi. Selisih waktu 10 hari saja bisa menyebabkan visa close sebelum jemaah siap berangkat,” ujarnya dalam siaran Monopodcast Pagi – ESQ Meaningful Journey.
Selain itu, koordinasi antara Pemerintah, BPKH, PIHK, perbankan syariah, dan sistem visa elektronik Saudi juga membutuhkan sinkronisasi waktu yang lebih cepat dan real-time. “Kalau di Bangladesh masalahnya ekonomi, maka di Indonesia masalahnya manajemen waktu dan birokrasi,” tambah Solihin.
Dua Negara, Tantangan Berbeda, Dampak Sama
Aspek | Bangladesh | Indonesia |
Penyebab Kuota Kosong | Daya beli turun, inflasi tinggi, biaya haji mahal | Kesiapan jemaah rendah, pelunasan berlarut, dokumen belum lengkap |
Dampak | 31% kuota tidak terpakai (2025) | Sebagian visa gagal terbit meski kuota 95–98% terserap |
Akar Masalah | Ekonomi | Sinkronisasi waktu, regulasi, dan birokrasi |
Kalender Operasional | Berdasarkan Hijriah | Berdasarkan Masehi |
Solusi yang Ditempuh | Potongan biaya dan subsidi | Edukasi kesiapan, sinkronisasi regulasi, pendampingan jemaah tunggu |
Perlu Sinergi dan Edukasi Sejak Awal
ESQ Tours, sebagai penyelenggara World’s Best Hajj & Umrah Operator, menilai bahwa solusi utama adalah pembinaan jemaah tunggu sejak dini. Program Meaningful Journey yang dijalankan ESQ menekankan tiga aspek penting:
1. Pemahaman Fiqih dan Hikmah Haji – agar ibadah lebih bermakna.
2. Pelayanan Prima – agar jemaah merasa terlayani secara emosional dan spiritual.
3. Fasilitas Terbaik – dari tiket, hotel, hingga transportasi, agar perjalanan berjalan lancar dan penuh nilai.
“Haji bukan sekadar soal kuota dan visa, tapi kesiapan hati, niat, dan sistem yang tertata. Setiap kursi kosong adalah panggilan Allah yang tidak tersambut,” tutup Solihin.
Tentang ESQ Tours
ESQ Tours (PT Fajrul Ikhsan Wisata) adalah penyelenggara resmi Haji dan Umrah yang terafiliasi dengan ESQ Group dan Dr. Ary Ginanjar Agustian. Dengan konsep Meaningful Journey, ESQ Tours menghadirkan perpaduan antara pemahaman spiritual, pelayanan prima, dan fasilitas terbaik dunia. ESQ Tours memiliki pusat informasi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, dan Palembang.
Call Center ESQ Tours: 0811-4101-0165
Website: www.esqtours.co.id
Media Sosial: @esqtours | @esqhajj
Sumber Referensi
• Arab News (7 Oktober 2025): “Bangladesh reduces Hajj package fee after failure to fill quota”
• Data Pelunasan Haji 2024–2025, Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah – Pemerintah Republik Indonesia
Disclaimer
Press release ini bersifat edukatif dan informatif untuk meningkatkan literasi publik mengenai penyelenggaraan Haji. ESQ Tours tidak bermaksud mengkritisi lembaga tertentu, melainkan mendorong perbaikan sistem dan kesiapan jemaah demi kelancaran ibadah Haji yang lebih bermakna.