“…Bawalah bekal, tapi sebaik-baik bekal ialah takwa. Bertakwalah kepada-Ku, hai orang yang menggunakan pikiran.” QS Al-Baqarah (Sapi Betina) 2:197
Haji merupakan puncak dari “Ketangguhan Pribadi” dan “Ketangguhan Sosial.” Sublimasi dari perwujudan Rukun Islam. Haji juga sebuah langkah nyata dalam penyelarasan suara hati fitrah dan aplikasinya. Simbol transformasi dari pemikiran yang ideal ke langkah nyata, atau transformasi Iman ke Islam. Haji adalah pelaksanaan idealisme manusia menjadi sebuah aksi total.
Haji adalah langkah tauhid yang berpusat kepada Allah Yang Maha Esa, dan tidak berprinsip kepada yang lain. Prinsip yang berpusat kepada Allah ini akan menghasilkan ketangguhan jiwa.
Secara sosial, haji adalah simbol dari kolaborasi tertinggi, yaitu pertemuan seluruh umat Islam sedunia yang memiliki nilai dasar yang sama, dengan tujuan dasar yang sama. Kesamaan langkah, gerak dan tujuan yang dilandasi oleh kesamaan prinsip itu adalah syarat terjadinya sinergi dan ketangguhan sosial.
Pada prosesi haji bukan hanya terdapat sinergi antarmanusia dari berbagai bangsa, namun juga interaksi antara manusia dengan Tuhannya.
Hasil akhir dari ibadah haji adalah sebuah “potret” kongkret impian manusia sesungguhnya. Idealisme nilai dan idealisme tujuan terpampang jelas pada hati dan pemikiran orang-orang yang melaksanakannya. Sangat memudahkan bagi seseorang untuk menjalani hidup ketika ia telah memiliki “peta petunjuk arah” kehidupannya kelak. Potret tersebut merupakan naskah yang jelas tentang rencana hidup, pemikiran dan pelaksanaan kehidupan seseorang di masa yang akan datang.aji
Oleh : Rasyid Taufik, Trainer ESQ Berlisensi DR. H.C Ary Ginanjar Agustian
Makna Haji dalam kehidupan sehari-hari.