Salah satu bentuk kasih sayang Allah swt terhadap hamba-hamba-Nya adalah Allah swt menghadirkan satu bulan penuh Ramadhan dalam nuansa full ibadah dan ketaatan. Boleh jadi sebelas bulan selainnya kita tidak dekat dengan Allah swt, Al Qur’an, dan kebiasaan amal shaleh lainnya. Maka dalam satu bulan penuh ini kita dikondisikan untuk hidup secara seimbang secara materi maupun ruhani, secara fisik maupun spiritual bahkan kesadaran sosial.
Nilai bulan suci Ramadhan sangatlah luas. Setiap kali kita menggali, maka semakin dalam kita mendapatkan hikmah dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. Inilah rahasia kenapa Rasulullah saw. memberi kabar gembira kepada para sahabatnya ketika bulan suci ini tiba: “Sungguh telah datang menemui kalian, bulan penuh berkah…” Subhanallah! Ungkapan berkah itu mewakili seluruh nilai dan makna kebaikan dalam Islam.
Keagungan dan keberkahan Ramadhan bisa diraih ketika gelora semangat dalam diri seorang muslim menguat dan mampu menaklukkan syahwat diri, sebab hanya jiwa yang menggelora dan tekad yang membaja yang mampu melaksanakan perintah Allah swt. Bukankah dulu langit, bumi, dan gunung enggan menerima amanah ibadah, lalu dengan beraninya manusia menerimanya. Sungguh, ini membutuhkan semangat berlebih dan tekad yang kuat, tidak terkalahkan oleh kemalasan dan kekerdilan jiwa.
Karena itu kita harus bergiat dalam mengoptimalkan Bulan ini dengan sungguh-sungguh dengan mengetahui kiat-kiat meraih sukses Ramadhan:
Berikut beberapa kiat sukses Ramadhan :
1. Ikhlas untuk Allah SWT dalam segala ibadah yang kita lakukan.
Ikhlas untuk Allah SWT adalah ruh segala ketaatan, kunci agar segala kebaikan diterima di sisi-Nya. Sesuai dengan kadar niat, keikhlasan dan kesungguhan terhadap Allah SWT dan dalam mengingatkan berbagai kebaikan, sesuai kadar itu pula pertolongan Allah SWT datang kepada seorang hambanya yang beriman. Ibnu al-Qayyim berkata: “Sesuai dengan kadar niat seorang hamba, obsesi, kehendak dan keinginannya dalam hal itu, seperti itu pula taufiq Allah SWT dan pertolongan-Nya”.
Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk ikhlas dalam beramal, untuk Dia semata, tidak kepada selain-Nya. “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus”. (Q.S. Al-Bayyinah: 5).
Jika seseorang yang sedang berpuasa mengetahui bahwa ikhlas adalah pintu bagi pertolongan dan taufiq Allah SWT, maka hal ini akan menjadi motivasi yang sangat baik baginya untuk melakukan optimalisasi Ramadhan dengan segala bentuk ketaatan kepada Allah SWT {(Puasa + Ikhlas untuk Allah) = semangat dan motivasi tinggi}
2. Meyakini keberkahan dan keagungan bulan suci Ramadhan.
Rasulullah saw setiap menjelang kedatangan bulan Ramadhan selalu menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya. Hal ini menunjukkan bahwa Ramadhan adalah bulan yang agung, dan agung pula setiap usaha untuk optimalisasi dengan berbagai bentuk ketaatan dan ibadah. Tersebut dalam satu riwayat bahwa: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, Allah telah wajibkan atas kalian puasa di siang harinya. (H.R. Ahmad).
3. Meyakini pahala yang agung yang telah Allah SWT siapkan untuk orang-orang yang berpuasa. Diantaranya adalah:
- Bahwa pahala orang yang berpuasa sangatlah besar, karena besarnya, tidak ada siapa pun yang mengetahuinya selain Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam sebuah hadits qudsi: “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya” (H.R. Bukhari).
- Siapa yang berpuasa satu hari fi sabilillah, maka ia akan dijauhkan dari neraka sejauh 70 tahun. Ini ganjaran satu hari, bagaimana kalau satu bulan penuh?! Rasulullah saw bersabda: Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: ‘Siapa yang berpuasa satu hari fi sabilillah maka Allah SWT akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh 70 tahun‘”. (Muttafaqun ‘alaih).
- Puasa akan memberi syafaat kepada yang melakukannya sehingga ia akan memasukkannya ke dalam surga. Rasulullah saw bersabda: Dari Abdullah bin ‘Amr r.a bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Puasa dan Al-Qur’an memberi syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat, puasa berkata: “Wahai Tuhanku! Saya telah mencegahnya dari makan dan syahwat di siang hari, oleh karena itu terimalah syafaat saya untuknya!”. Lalu Al-Qur’an berkata: “Wahai Tuhanku, saya telah memcegahnya dari tidur di malam hari, oleh karena itu, terimalah syafaat saya untuknya!”. Rasulullah saw bersabda: “Lalu syafaat keduanya diterima Allah SWT”. (H.R. Ahmad).
- Di dalam surga ada satu pintu yang bernama Al-Rayyan, pintu ini hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Rasulullah saw bersabda: Dari Sahl -radhiyallahu ‘anhu dari nabi Muhammad saw, beliau bersabda: “Sesungguhnya di surga ada satu pintu bernama Al-Rayyan, dari pintu ini akan masuk orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat, tidak ada siapapun selain mereka yang akan memasuki pintu ini, dikatakan (diserukan): Mana orang-orang yang berpuasa? Lalu mereka semua berdiri, tidak ada seorang pun selain mereka yang memasuki pintu ini, jika orang-orang yang berpuasa telah masuk, maka pintu itu ditutup, sehingga tidak ada seorang pun selain mereka yang memasukinya”. (Muttafaqun ‘alaih).
- Puasa Ramadhan menghapus dosa-dosa yang telah berlalu. Rasulullah saw bersabda: Dari Abu Hurairah ra ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan karena mengharap pahala di sisi Allah SWT, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni‘”. (Muttafaqun ‘alaih).
- Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda: Dari Abu Hurairah ra berkata: “Rasulullah saw bersabda: ’shalat lima waktu, Jumat ke Jumat dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus-penghapus dosa di antara keduanya selama dosa-dosa besar dijauhi’”. (H.R. Muslim).
- Pada bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu. Dari Abu Hurairah -ra – bahwasanya Rasulullah -saw- bersabda: “Jika datang bulan Ramadhan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu”. (H.R. Muslim).
- Doa orang yang berpuasa bulan Ramadhan dikabulkan Allah SWT. Dari Abu Hurairah –ra- ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: ‘Tiga orang yang doa mereka tidak ditolak; orang yang berpuasa sehingga ia berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang terzhalimi akan diangkat Allah SWT di atas awan dan dibuka untuknya pintu-pintu langit, dan Allah SWT berfirman: ‘Demi izzahku, sungguh Aku akan menolongmu walaupun setelah beberapa saat’”. (H. R. Ahmad dan At-Tirmidzi, dan ia berkata: “Hadits ini hasan”).
Setelah kita ketahui betapa besar pahala yang Allah SWT sediakan bagi orang-orang yang berpuasa, maka tidak ada pilihan lain bagi kita selain membangun motivasi dan semangat untuk mengisi siang dan malam hari Ramadhan dengan berbagai amal shaleh dan segala bentuk ketaatan.
4. Mengetahui bahwa di antara petunjuk Rasulullah saw memperbanyak berbagai bentuk ibadah.
Contoh yang diberikan Rasulullah saw bahwa beliau mengkhususkan Ramadhan dengan berbagai ibadah, sesuatu yang tidak beliau lakukan pada bulan-bulan lainnya. Jika kita mengetahui bahwa beliau saw memperbanyak berbagai macam ibadah pada bulan ini, maka kita akan bersemangat untuk memperbanyak ibadah dalam rangka mencontoh dan meneladani perilaku beliau. Allah SWT berfirman: Sungguh telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik. (Q.S. Al-Ahzab: 21).
5. Memahami karakteristik-karakteristik Ramadhan, diantaranya adalah:
- Bau tidak sedap yang keluar dari mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT adalah lebih baik dari pada minyak misik. Rasulullah saw bersabda: Dari Abu Hurairah ra dari nabi saw beliau bersabda: “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, dan sungguh, bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT lebih wangi dari pada parfum misik (H.R. Bukhari).Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata: “Orang yang berpuasa pastilah mulutnya akan mengeluarkan bau yang tidak sedap bagi manusia, sebab perutnya sedang kosong, akan tetapi, karena hal ini terjadi dalam rangka taat kepada Allah SWT, maka di sisi Allah SWT adalah lebih wangi daripada bau misik, sama halnya dengan darah orang yang mati syahid, pada hari kiamat ia akan menghadap Allah SWT dengan luka-luka yang dideritanya, warnanya warna darah, namun bau yang dikeluarkannya lebih wangi daripada minyak misik”. (Lathaiful Ma’arif, h. 277).Lebih lanjut Ibnu Rajab menjelaskan:
“Bau wangi mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT itu mempunyai dua arti, yaitu:
- Karena puasa adalah sesuatu yang rahasia antara seorang hamba dengan Allah SWT di dunia, maka di akhirat Allah SWT akan menampakkannya secara terbuka di hadapan semua makhluq.
- Siapa saja yang taat kepada Allah SWT, lalu dari ketaatannya ini muncul hal-hal yang oleh manusia tidak disukai, maka sesungguhnya segala hal yang muncul darinya yang tidak disukai manusia itu adalah sesuatu yang disukai Allah SWT di akhirat”. (Kitab: Lathaiful Ma’arif; dengan diringkas).
- Setiap hari para malaikat memintakan pengampunan bagi orang-orang yang berpuasa.Dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw beliau bersabda: “Pada bulan Ramadhan umatku diberi lima hal yang tidak pernah diberikan kepada umat sebelumnya; bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah SWT daripada minyak misik, para malaikat memintakan pengampunan untuk mereka sehingga mereka berbuka, setiap hari Allah SWT mempercantik surga, kemudian berfirman: “hampir-hampir para hama-Ku yang shalih mendapati berbagai beban dan rasa sakit, dan akhirnya mereka sampai kepadamu (surga), para syetan dibelenggu, sehingga mereka tidak mampu mencapai sesuatu yang di luar Ramadhan mereka mampu mencapainya, dan pada akhir Ramadhan Allah SWT memberikan pengampunan, ditanyakan kepada Rasulullah saw apakah malam yang dimaksud adalahlailatul qadar? Beliau menjawab: bukan, akan tetapi, setiap pekerja jika telah menyelesaikan kerjanya niscaya akan diberikan upahnya secara penuh”. (H. R. Ahmad).
- Setiap hari surga berhias dan mempercantik diri dalam rangka menyambut kedatangan orang-orang yang berpuasa.
- Pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu.
- Pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, siapa saja yang mendapatkannya berarti ia telah mendapatkan segala kebaikan dan siapa yang terhalang untuk mendapatkannya berarti ia benar-benar orang yang terhalang dari segala kebaikan.Rasulullah saw bersabda: Dari Abu Hurairah ra ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang membawa berkah, Allah SWT telah mewajibkan puasa pada siang harinya, pintu-pintu surga di buka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu, pada bulan ini ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, siapa yang terhalang dari kebaikannya berarti benar-benar terhalang”. (H.R. An-Nasa-i).
- Pada malam terakhir Ramadhan, Allah SWT memberikan pengampunan kepada orang-orang yang berpuasa.
- Pada setiap malam Ramadhan ada orang-orang yang dibebaskan Allah SWT dari neraka. Rasulullah saw bersabda: Dari Abu Hurairah ra ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: ‘Jika awal Ramadhan tiba, syetan-syetan dan jin-jin pembangkang dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, sehingga tidak satu pun pintu yang dibuka, dan pintu-pintu surga dibuka, sehingga tidak satu pun ditutup, dan ada seorang penyeru berkumandang: ‘Wahai para pencari kebaikan, silakan datang dan wahai pencari keburukan silakan surut, dan Allah SWT mempunyai orang-orang yang dimerdekakan dari neraka, dan hal ini terjadi pada setiap malam’”. (H.R. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
6. Mengetahui bahwa bulan Ramadhan adalah syahrul Qur’an dan syahrush-shabr (bulan Al-Qur’an dan bulan kesabaran).
Dengan mengetahui keistimewaan-keistimewaan ini, niscaya akan terbangun semangat dan motivasi kita untuk memperbanyak ibadah pada bulan yang mulia ini.
Karena itu penting bagi seorang muslim agar menjaga agar tidak musiman dalam melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah swt. Kapan pun dan di mana pun, seorang muslim selalu menyenandungkan: “Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadah sunnahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah. Tuhan seru sekalian alam.” Sehingga ia tidak menjadi muslim yang taat di bulan suci Ramadhan saja, namun berubah seperti semula, atau kembali ke habitatnya semula tanpa ada perubahan dalam hidupnya. Sehingga wasiat yang perlu kita pegang teguh adalah: “Jadilah kamu hamba Rabbani, janganlah menjadi hamba Ramadhani.”
Semoga Allah SWT berikan taufiq, hidayah dan kekuatan kepada kita semua untuk bisa memaksimalkan bulan Ramadhan tahun ini, dan semoga kita semua diberi kesempatan untuk bertemu Ramadhan ba’da Ramadhan dalam keadaan yang terbaik, amin. Allahu A’lam. [dari beberapa sumber]
Salam Rindu Ramadhan,
Muhammad Ilham Muchtar
(penulis165.esq-news.com)