Skip to main content

Jalan – Jalan ke Turki, Satu Negara Multipesona

Perjalanan kali ini saya berkesempatan memimpin group ESQ HALAL HOLIDAYS menuju Turki yang selama ini dekenal dengan“Negeri Kebab” selama 10 hari. Namun dalam cerita ini saya tidak akan membahas kebabnya loh. Turki memang terkenal dengan kebabnya yang menjamur di beberapa  restoran di Indonesia. Namun banyak cerita menarik yang saya temukan selama perjalanan di Negara Multipesona ini. Yuk kita simak ceritanya :

Keramahan orang Turki :
“Merhaba ….” Begitulah kira – kira sapaan bapak Driver Nuri nan ramah menyambut saya dan para peserta sesaat kami sudah duduk manis di dalam bus. Belum juga tour dimulai, peserta pun sudah terpesona dengan senyum hangat juga ketampanan dan ditambah fasih-nya bahasa Indonesia local guide kami Ramazan hihihi.

“Duh mba suci, saya doakan nanti dapet orang Turki ya…”

Bisik ibu Isna dengan logat bugisnya yang kental. Saya pun sontak tertawa geli mendengar bisikan beliau. Masyarakat Turki, baik kaum wanita maupun prianya berparas menarik dengan pencampuran wajah Arab dan Eropa (Yunani, Spanish, Italian) meski mereka tidak suka disebut sebagai orang Arab. Inilah salah satu yang menjadi daya tarik mengapa orang Indonesia termotivasi untuk mengunjungi negeri yang dulunya berjaya di masa dinasti Ustmani (Ottoman). Faktor lain adalah banyaknya drama serial Turki yang masuk ke layar kaca TV Indonesia, membuat tatapan ibu – ibu berbinar – binar dan tidak sedikit dari mereka yang melakukan napak tilas lokasi shooting drama favorit mereka sesampainya di Istanbul hihihi.

Namun bukan hanya itu saja alasannya. Keramah tamahan orang Asia juga sangat melekat di masyarakat Turki, kebanggaan serta sikap nasionalisme juga ditunjukkan dengan menggantungnya bendera merah dengan bulan sabit dan bintang (bendera Negara Turki) di beberapa rumah maupun gedung bertingkat. Keingintahuan dan keramahan masyarakat Turki juga terlihat dari tidak segannya mereka (baik kalangan anak muda maupun orang tua) untuk mengajak berfoto bersama dan meminta kita mengirimkan foto via bluetooth ke mobile phone mereka. Bahkan kita baru mengenalnya tidak lebih dari 10 menit yang lalu.

Kecerdasan berhitung dan berdagang mereka layaknya masyarakat China. Kesabaran dan keuletan pedagang Turki juga terlihat dari bagaimana mereka membiarkan kita melihat-lihat tanpa adanya perasaan kesal waktu tidak jadi membeli atau tetap meminta kita untuk masuk dan “cuci mata” atas apa yang kita sukai tanpa ada perasaan bersalah ketika tidak tertarik membelinya.

Menikmati tradisi minum teh :
Di Indonesia, kita meminum teh tanpa kenal waktu baik saat makan siang  ataupun makan malam (dalam hal ini saat menyantap makanan berat). Tapi ternyata Turki lebih gemar dalam hal meminum teh. Teh sepertinya sudah menjadi minuman “kebangsaan”. Namun minum teh di Turki tidak lazim dilakukan saat menyantap makanan berat. Orang turki biasa menyajikan teh juga karena atas dasar keramahan sebagai contoh pemilik toko yang menjamu pengunjung tokonya. Biasanya mereka akan menghampiri kita dan bertanya :

“Çay içer misiniz? (Anda mau minum teh?)” jawab saja “Evet (iya)”

Maka tak lama kemudian sebuah gelas kecil teh panas akan terhidang di depan anda. Gratis…
Dalam situasi seperti ini teh biasa disajikan dalam gelas unik tak bertangkai berbentuk seperti bunga tulip berisikan air teh berwarna agak gelap. Gelas ini dimaksudkan agar teh yang tersaji hanya dalam jumlah sekali atau dua kali teguk saja sehingga kesegaran dan hangatnya teh akan tetap terjaga. Teh akan disajikan dengan piring tatakan dan sendok kecil, untuk pemanis akan tersedia gula batu yang berbentuk kubus yang dapat diambil sesuai selera. Tradisi minum teh ini biasanya juga ditemani dengan makanan kecil seperti kacang-kacangan, kue kering dan baklava sejenis roti yang diisi dengan kacang dan madu serta gula.

Pesona warna – warni bunga Tulip yang memikat :
Tiba di Istanbul kami langsung menuju Old City, tujuan pertama kami adalah Istana Topkapi sebelum akhirnya kami ke Bursa untuk bermalam. Beruntung saat kami tiba festival tulip sedang diselenggarakan. Bak permadani indah, kami dimanjakan dengan pemandangan warna – warni bunga tulip nan elok di setiap sudut jalanan kota. Para peserta sumringah memandangi jalanan kota Istanbul dari dalam bus yang berjalan dengan kecepatan rata – rata. Kamera saku dan handphone pun dikeluarkan untuk mengabadikan moment yang terjadi satu bulan dalam satu tahun itu. Tidak hanya tulip, bunga – bunga seperti sakura, lavender menambah semarak warna warni Old City di Istanbul menjadi semakin cantik.
Selain indah juga musim semi juga paling nyaman untuk jika mau berlibur ke Turki. Dengan suhu sedang (tidak terlalu dingin maupun panas) sangat nyaman bagi wisatawan yang biasa hidup di negara tropis seperti Indonesia. Tidak hanya wisatawan Indonesia, kami pun banyak menemui wisatawan asing seperti Korea, Malaysia, China, bahkan kebanyakan diantaranya adalah wisatawan Eropa. Ternyata orang Eropa sendiri pengen lihat Tulip yaaa hihihi :p.
Oh ya berbicara soal Eropa. Anda mungkin mengenal Belanda salah satu Negara di Eropa sebagai asal muasal tumbuhnya bunga Tulip. Namun Tulip bukan berasal dari Belanda, sesungguhnya berasal dari Turki. Ya, Turki…. Bunga Tulip pada mulanya merupakan bunga liar di daratan Asia Tengah, dan mulai di budidayakan orang-orang Turki pada tahun 1.000 Masehi. Sementara, di Turki sendiri bunga tulip disebut “lale”.

Negeri seribu Masjid :
Jika Mesir dijuluki Negeri Seribu Menara, mungkin Turki pantas mendapat julukan Negeri Seribu Masjid. Sebab, jika kita telesuri di setiap bagian Turki, khususnya Istanbul, hampir di seluruh daratan kotanya dihiasi masjid-masjid berasitektur indah khas Dinasti Ustmani. Wajar saja jika Turkey menjadi primadona untuk wisata ziarah maupun sejarah. Sebagai salah satu contoh gagahnya Blue Mosque (Sultan Ahmet Cami) dekat selat Bhosporus merupakan salah satu bukti abad kejayaan Islam di masa Disnasti Ustamani. Terlebih masih kokohnya bangunan museum Haghia Sophia (Aya Sophia) yang sempat di fungsikan sebagai masjid lagi – lagi menjadi bukti penaklukan Kontatinopel yang dilakukan oleh Sultan Mehmet II (Al Fatih), sehingga sedikit demi sedikit membuka tabir sejarah Islam yang membuat peserta berdecak kagum.
Namun, saya sering tak dapat membedakan antara satu masjid dengan masjid lainnya karena semua bentuknya nyaris mirip: berkubah besar dan kecil serta menaranya berbentuk lancip. Bentuk tanah yang berbukit-bukit (berundak-undak) makin menonjolkan bangunan masjid khas Ustmani.

Pertemuan Benua Asia dan Eropa
Ingin melihat benua Asia dan Eropa dalam sekejap mata ? Datanglah ke Turki. Turki adalah negara yang penuh dengan kekontrasan. Meleburnya tradisi timur dan barat, dimana pemandangan reruntuhan dan bangunan kuno bersanding dengan dunia modern, serta kehidupan sekuler dan religius yang berjalan berdampingan.  Saya fikir tidak ada tempat di dunia ini yang seperti Turki, yang dengan keragamannya menarik banyak wisatawan setiap tahunnya. Keajaiban Turki menyebar di penjuru negaranya.
Sebagai contoh adalah kota Istanbul. Istanbul adalah satu-satunya kota di dunia yang berada di dua benua. Dengan kapal ferry, Anda sudah bisa berpindah dari Benua Asia ke Benua Eropa. Di kota ini terdapat bangunan tua seperti Masjid Biru, Hagia Sophia, dan Topkapi Palace. Di kota ini juga Anda dapat melihat sisa reruntuhan – reruntuhan benteng Konstatinopel dari kerajaan Byzantium yang masih terjaga.
Puas dengan Istanbul pergilah kota Ephesus. Salah satu kota bangsa Roma-Yunani di Mediterania Timur yang paling penting. Kota ini merupakan salah satu situs reruntuhan paling kuno di dunia. Kunjungi juga Museum Ephesus, dimana Anda dapat melihat artifak-artifak yang ditemukan di reruntuhan ini.  Wooww seakan membuka buku sejarah dan Anda ada didalamnya!!.
Setelah Ephesus, pandanglah keajaiban alam Turki lainnya di Cappadoccia. Pemandangan alam Cappadoccia telah lama menarik wisatawan dunia untuk datang, One of the beautiful place where you should go before die…melihat taman raksasa yang terbuat dari gundukan tanah dan batu-batu besar yang mendapat julukan “Cerobong Peri” ini. Pemandangan subuh di Cappadoccia juga menakjubkan karena saat matahari terbit, ratusan balon udara memenuhi langit terbang di kawasan ini selama 1-2 jam. Andapun dapat menaiki balon udara tersebut, setelah memesan sebelumnya.
Begitulah segelintir bagian dari Turki, sebuah negara yang memiliki multipesona keragaman budaya, tradisi, dan alam yang kontras, mulai dari Barat hingga Timur, dari masa kuno hingga modern. Untuk informasi paket ESQ HALAL HOLIDAYS Turki silahkan menghubungi 021 7696654. (suci doc)