Skip to main content

KETAHUILAH SYARIAT BERIBADAH HAJI BERIKUT BAGI ANDA YANG BELUM MENGETAHUINYA

Nabi Muhammad SAW bersabda, Barangsiapa berhaji karena Allah, lantas dia tidak berbuat keji dan melakukan kefasikan, maka dia pulang bagaikan hari dimana dia dilahirkan ibunya. Kaum Muslimin keluar dari bulan Ramadhan dalam keadaan telah memiliki bekal berupa kekuatan yang besar dalam kehidupan rohani yang suci. Jiwa-jiwa mereka menjadi kuat dan tidak bergantung kepada kebendaan serta keinginan-kenginan mereka telah terlatih untuk mengalahkan hawa nafsu syahwat.

Karenanya, mereka memasuki bulan-bulan haji dalam keadaan telah siap sempurna rohani dan jasmaninya. Mereka telah memiliki kesiapan untuk melaksanakan beban-beban yang terdapat pada kewajiban yang suci itu (Haji), yang menjadi rukun kelima dari rukun-rukun Islam.

Haji itu seperti puasa, hukumnya wajib sejak dahulu. Allah SWT telah mewajibkannya kepada para hambanya semenjak dia memerintahkan Ibrahim Alaihissallam, agar membangun Baitul Haram di Mekah, kemudian menyuruhnya supaya memaklumkan haji kepada manusia agar mendatanginya. Haji termasuk ibadah yang mempunyai pengaruh besar dalam mendidik jiwa, berupa lepas diri dari gemerlap dunia, kembali kepada fitrah aslinya, mengatasi kesulitan-kesulitan dan kepayahan-kepayahan, mengagungkan kehormatan-kehormatan Allah SWT dengan menahan diri dari setiap gangguan dan tindakan bermusuhan.

Tidak heran jika ibadah haji dengan kedudukan seperti ini bisa mensucikan dari dosa-dosa. Saat berhaji, seorang Muslim menanggung banyak kesusahan, terancam berbagai malapetaka dan marabahaya, mengorbankan tenaga dan hartanya, lalu melaksanakan manasik haji.