Skip to main content

Optimisme Pendaftaran Haji 2022 Indonesia Pulih

By December 29, 2021ESQ Haji
Ini-Dia-Keistimewaan-Umroh-Ramadhan-Yang-Perlu-Anda-Tahu

Pandemi Covid -19 yang terjadi di tahun 2020 – 2021 memberi dampak penurunan yang cukup signifikan untuk pendaftaran Haji di Indonesia. Alasan ekonomi tentu saja menjadi faktor terbesar dari penurunan jumlah pendaftar Haji, disamping alasan lain misalanya, kantor Pelayanan Pendaftaran Haji tidak dibuka setiap Hari, Masyarakat beranggapan bahwa kalau Umroh dan Haji tida berangkat, maka Pendaftaran Haji juga tutup, Banyak Penyelenggara Haji Khusus yang menutup operasinya di kerenakan Pandemi ini dan Tidak diperbolehkannya Umroh dan Haji oleh Pemerintah Kerajaan saudi Arabia dan beberapa faktor lainnya.

Di tahun 2020, pendaftar Haji Khusus menurun sekitar 55% dibandingkan tahun 2019, dari total 16,877 Jamaah di tahun 2019 menjadi hanya 7,736 jamaah saja di tahun 2020. Untuk Haji reguler terjadi penuruan 44% daru 730,632 Jamaah menjadi hanya 411,055 jamaah saja di tahun 2020. Di tahun 2021, pendaftaran  Haji Khusus perbulan Oktober 2021 tercatat 5,681 Jamaah, sedangkan jamaah Haji reguler hanya 211,036. Kita masih harus menunggu pencatatan akhir tahun 2021 pertumbuhan pendaftar Haji di tahun 2021 sebagai perbandingan dengan tahun 2020.

Sumber : Prof. Hilman Latief Ph.D, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag RI dalam paparan di ISEF 2021

Apa yang akan terjadi di tahun 2022 nanti ?. Pemerintah optimis bahwa akselerasi pemulihan ekonomi tetap terjaga di tahun 2022. Hal ini karena didukung arah kebijakan yang tepat selama tahun 2021, disamping meningkatnya kepercayaan dunia kepada Indonesia. Ditambah lagi terjaganya keseimbangan penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi, menjadikan pertumbuhan ekonomi nasional diprediksi semakin menguat. Pada 2022, sektor ekonomi domestik dipercaya sebagai salah satu pendorong kebangkitan ekonomi nasional, dengan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) menjadi penggerak utamanya. Untuk itu, berbagai upaya terus dilakukan guna membantu UMKM naik kelas, baik melalui kebijakan yang kondusif, pendampingan, maupun akses pembiayaan. Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi, Indra Darmawan mengatakan tahun 2020 adalah tahun survival dan 2021 adalah tahun pemulihan bagi Indonesia. Sedangkan 2022, disebut sebagai tahun penyesuaian dengan new normal dengan penanganan pandemi sebagai tantangan utamanya.

Optimisme ini juga dikarenakan capaian target investasi yang pada 9 bulan pertama 2021 telah meraih prosentase 73%, dengan proporsi yang seimbang antara Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri, serta seimbang pula antara wilayah Jawa dan di luar Jawa.

Realisasi investasi sejauh ini, ujarnya, sangat didukung oleh pulihnya berbagai sektor seiring meningkatnya mobilitas masyarakat. Beberapa sektor tersebut di antaranya sektor konsumsi, telekomunikasi, transportasi dan sektor lain yang mendukung realisasi investasi.

Terkait target investasi tahun depan, Indra menjelaskan, “2022, target investasi dinaikkan dari 900 triliun tahun ini menjadi 1200 triliun.”

Menurut Direktur Eksekutif CORE, Mohammad Faisal Secara umum, menurutnya, semua sektor akan lebih baik pada 2022, termasuk ritel, jasa, juga sektor primer seperti pertambangan, pertanian, dan perkebunan. “2022 diprediksikan ekonomi akan lebih kuat dari tahun ini. Yang perlu dicatat adalah kita jangan melihat target jangka pendek atau pulih seperti sebelum pandemi, kita harus tumbuh lebih bagus, kita harus lakukan transformasi ekonomi,” tutup Faisal.

Jika melihat prediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2022, dengan berbagai stimulus ekonomi untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat, ditambah dengan pelonggaran prokes dan diperbolehkannya  Umroh dan Haji  untuk berangkat di tahun 2022. Kita semua patut optimis bahwa pendaftar Haji di tahun 2022 minimal menyamai tahun 2019 atau paling tidak ada pertumbuhan pendaftar Haji dibandingkan tahun 2021, Semoga.